BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
Organisasi Association
of Southeast Asian
Nations (ASEAN) merupakan sebuah asosiasi yang
berdiri pada 8
Agustus 1967 dan
beranggotakan 10 negara berkembang di
kawasan Asia tenggara.
Asosiasi ini didirikan
oleh Indonesia, Malaysia, Singapura,
Filipina, dan Thailand
melalui penandatangan Deklarasi Bangkok (Bangkok
Declaration). Lima negara
lain, yaitu Brunei
Darussalam, Laos, Myanmar, Kamboja,
dan Vietnam, kemudian
secara bertahap bergabung
pada tahun-tahun berikutnya.
Asosiasi ini terus
berkembang dengan berpegang pada salah satu prinsip dasar
seperti Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) yang disepakati
tahun 1976.
Sebenarnya masing
masing negara anggota
ASEAN memiliki sistem politik
dan juga kehidupan politik yang berbeda pula. Sangat
menarik bagaimana negara negara
berkembang ini mampu
bekerjasama dengan baik walaupun sistem politik dan kehidupan
politik dari masing masing negara sangat beragam. Sepuluh negara
berbeda dengan sistem
politik yang berbeda
dan juga kehidupan politik yang
berbeda. Dari mulai negara republik hingga negara kesultanan, negara yang
pernah menjadi jajahan hingga ratusan tahun dan juga negara
yang tidak pernah
dijajah sama sekali,
negara kepulauan hingga negara
landlock. Berbagai negara
dengan sistem politik
yang masing masing berbeda dan
memiliki kehidupan politik yang berbeda
kemudian pada akhirnya dapat
bekerja sama dalam satu asosiasi yaitu ASEAN. Negara-negara anggota
ASEAN memiliki visi
ASEAN Community 2015 yang
bertujuan untuk menciptakan
integrasi di bidang
politik dan keamanan, ekonomi, serta
sosial dan budaya.
ASEAN Community 2015
ini akan membuat batas antara negara anggota ASEAN
semakin sempit dan juga semakin samar dan Adanya integrasi
yang intense antara
negara-negara Asean yang
memiliki sistem politik yang
berbeda dan kehidupan poltik yang juga berbeda menjadi
suatu hal yang
menarik untuk dijadikan
bahan kajian.
Oleh
karena itu, dalam
penulisan makalah ini
kami sebagai penulis
akan berusaha menuliskan mengenai
mengenai
sejarah terbentuknya ASEAN, sistem politik setiap negara anggota ASEAN dan dampak ASEAN terhadap politik
negara-negara anggota ASEAN
1.1. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah terbentuknya ASEAN ?
2.
Bagaimana potret keadaan politik dari
setiap negara anggota ASEAN?
3.
Bagaimana
dampak ASEAN terhadap kehidupan politik negara dan anggotanya ?
1.2. Tujuan dan Manfaat
1.
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah terbentuknya ASEAN, keadaan
politik dari setiap negara anggota ASEAN dan
dampak ASEAN terhadap kehidupan politik negara dan anggotanya.
2.
Manfaat dari
pembuatan makalah ini adalah dapat memperluas pengetahuan mengenai sejarah
terbentuknya ASEAN, keadaan politik dari setiap negara
anggota ASEAN dan dampak ASEAN
terhadap kehidupan politik negara dan anggotanya.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Teori Integrasi
Dalam rangka memahami integrasi, terdapat beberapa
teori yang memandang dan menjelaskan integrasi
dari berbagai perspektif.
Teori-teori tersebut adalah federalisme, pluralisme,
fungsionalisme,
neofungsionalisme,
komunikasi, dan regionalisme.
a.
Federalisme; memandang
perlunya integrasi yang
terjadi secara mendasar dan konstitusional, sehingga
menghasilkan suatu institusi
supranasional yang legal. Hal
ini dianggap merupakan
suatu hal yang
esensial karena menurut kaum
federalis, konflik terjadi
karena sistem internasional
yang anarki, sehingga untuk
menghindari konflik, ke-anarki-an
tersebut harus dikendalikan
melalui suatu institusi internasional yang secara legal memiliki kekuasaan di
atas negara (Carls & Naughton, 2002).
b. Fungsionalisme; memandang
integrasi sebagai sarana
kerjasama antarnegara dalam menjalankan
fungsi dan keahliannya
masing-masing, untuk
mencapai kesejahteraan masyarakatnya
yang lebih baik.
Menurut Mittrany (1933, h.
101), integrasi dikatakan
sebagai suatu collective governance and ‘material
interdependence’. Hal ini berarti bahwa integrasi yang menjadi
perhatian kaum fungsionalis
adalah integrasi sebagai pemerintahan bersama
yang didasari oleh
ketergantungan ekonomi, dan memiliki
tujuan untuk mencapai
kesejahteraan ekonomi yang
lebih baik. Adanya istilah ‘collective governance’ dalam hal ini menunjukkan bahwa
konteks kedaulatan dalam
hal ini bukanlah
supranasional melainkan
kepemilikan bersama yang digerakkan melalui kerja sama.
c. Neofungsionalisme; merupakan
kombinasi antara federalisme
dan fungsionalisme.
Neofungsionalis membenarkan pandangan
kaum fungsionalis yang menyatakan bahwa integrasi dilakukan melalui
kerjasama atas dasar ketergantungan ekonomi.
Akan tetapi, sejalan
dengan federalisme,
neofungsionalisme juga memandang
bahwa hasil akhir
dari suatu integrasi adalah
institusi politik formal
supranasional. Kaum neofungsionalis memiliki
tujuan yang sama dengan
federalis, tetapi lebih memilih metode integrasi kaum
fungsionalis yang perlahan (Ozen, 1998).
d. Pluralisme;
memandang integrasi sebagai suatu pencapaian dalam memiliki rasa kepemilikan
dalam suatu komunitas,
yang tadinya merupakan
bagian-bagian yang berbeda dan terpisah, tetapi telah berubah menjadi
suatu sistem yang koheren dan
harmonis (Deutsch, 1957).
Meskipun diindikasikan dengan
meningkatnya interaksi (komunikasi dan transaksi) antarmasyarakat dan timbulnya
rasa kepemilikan, tetapi dalam tetap tidak dirasa perlu untuk membuat suatu
institusi supranasional yang memiliki otoritas legal terhadap komunitas
tersebut.
e. Regionalisme;
mengarah pada masyarakat global yang lebih mudah dicapai melalui integrasi
kawasan atau regionalisme.
Melalui kawasan yang memiliki
kesamaan kondisi dan
posisi geografis, budaya,
sosial, dan ideologi, integrasi
diharapkan dapat memiliki
kohesi yang lebih
kuat dan berfungsi lebih efektif.
2.2. Sejarah dan perkembangan ASEAN
ASEAN itu (singkatan dari
Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara) adalah organisasi kawasan yang mewadahi kerjasama antarnegara di Asia
Tenggara sejak tahun 1967.
ASEAN didirikan pada tanggal 8
Agustus 1967 di Bangkok (Ibu Kota Thailand) oleh Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand. Pendirian itu di tandai tandai dengan penandatanganan
Deklarasi Bangkok dan di peringati setiap tahun sebagai hari ASEAN.
Deklarasi Bangkok ditandatangi oleh
perwakilan dari 5 negara pemrakarsa/pendiri ASEAN diantaranya : Adam Malik
(Mentri Luar Negeri Indonesia); Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri
merangkap Menteri Luar Negeri Malaysia); Narciso Ramos (Menteri Luar Negari
Filiphina); S. Rajaratman (Menteri LUar Negeri Singapura); Thanat Khoman
(Menteri Luar Negeri Thailand).
ASEAN beranggotakan hampir semua
Negara yang berada di Asia Tenggara kecuali Timor Leste dan Papua New giunea,
adapun anggota dari ASEAN yaitu :
·
Indonesia (sejak 8 Agustus 1967);
·
Malaysia (sejak
8 Agustus 1967);
·
Singapura
(sejak 8 Agustus 1967);
·
Thailand (sejak
8 Agustus 1967);
·
Filipina (sejak
8 Agustuus 1967);
·
Brunei
Darussalam (7 Januari 1984);
·
Vietnam (28
Juli 1995);
·
Laos (23 Juli
1997);
·
Myanmar (23
Juli 1997);
·
Kamboja (16
Desember 1998)
ASEAN didirikan bermula dari hasrat
untuk menciptakan kawasan yana damai, Negara-negara penandatanganan deklarasi
Bangkok menginginkan kerja sama untuk mencapai pertumubuhan ekonomi,
perkembangan social-budaya, serta perdamaian, dan stabilitas dalam wadah ASEAN.
Tujuan ASEAN ialah menciptakan
pemeliharaan dan peningkatan perdamaian, keamanan, ketahanan dan kawasan bebas
senjata nuklir dan senjata pemusnah massal. Selain itu, ASEAN menciptakan kerja
sama di bidang perdagangan, penanaman modal, ketenagakerjaan, pengentasan
masyarakat dari kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan pembangunan di kawasan.
ASEAN juga ingin menciptakan penguatan demokrasi, pemajuan dan pelindungan hak
asasi manusia, dan lingkungan hidup, serta penciptaan lingkungan yang aman dari
narkoba. Selain itu, ASEAN mengembangkan sumber daya manusia, meningkatkan
partisipasi masyarakat dan kesejahteraan rakyat. Selanjutnya, ASEAN juga
memajukan identitasnya dengan meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi akan
keanekaragaman budaya dan warisan kawasan, serta meneruskan peran proaktif
ASEAN dalam kerja sama dengan negara mitra wicara, yaitu negara dan organisasi
internasional yang menjadi mitra kerja sama ASEAN di berbagai bidang.
1. Politik
di Brunei Darussalam
Sistem
pemerintahan Brunei menggunakan sistem kesultanan konstitusionalatau Monarki
Islam Melayu. Terdapat tiga komponen utama dalam pemerintahanBrunei, yaitu
budaya Melayu, agama Islam dan kerangka politik Monarki. Ketigakomponen
tersebut tergabung dalam konsep “Melayu Islam Beraja”(MIB)(Brunei Press, 2014).
Perubahan politik Brunei yang terjadi pada tahun 2004, melahirkanpemberlakuan
kembali 29 anggota Dewan Legislatif oleh Sultan, setelahdibekukan pada tahun
1984. Selain Dewan Legislatif, terdapat juga DewanKeagamaan (Religious
Council), Dewan Konstitusional (Privy Council) dan Dewan Pengganti (Council of
Succession). Dalam hal penegakan hukum, padaawalnya, Brunei menggunakan
penggabungan antara hukum kebiasaan Inggrisdan hukum Islam.
Integrasi
Brunei ke dalam ASEAN memberikan prospek tersendiri bagipertumbuhan Brunei di
berbagai sektor. Berdasarkan hal tersebut, integrasi ASEAN akanmemberikan
keuntungan bagi Brunei karena memperluas ranah ekspor-impor daninvestasi,
terutama dalam hal minyak dan gas. Selain itu, ASEAN jugameningkatkan
eksistensi Brunei di mata dunia dengan berbagai posisi yangmenjanjikan di
ASEAN.
2.
Politik di Filipina
Sistem
pemerintahan Filipina adalah presidensial. Presiden Filipina akanbertindak
sebagai kepala negara, kepala pemerintahan serta penglima tertinggiangkatan
bersenjata. Presiden dan Wakil Presiden dipilih melalui prosespemilihan umum
dan akan menjabat selama enam tahun. Namun, pemilihanPresiden dan Wakil
Presiden di Filipina dilakukan secara terpisah danmemungkinkan Presiden dan
Wakil Presiden berasal dari partai politik yangberbeda. Presiden Filipina pada
saat bersamaan juga perperan sebagai dewaneksekutif. Sedangkan pada dewan
legislatif, Filipina menganut sistem bikameralatau sistem dua kamar yang
terdiri dari Kongres sebagai majelis tinggi dan DewanPerwakilan sebagai majelis
rendah (CIA, 2014e).
Pada
sektor politik dan keamanan, stabilitas perpolitikan Filipina kini tengah
beradadalam situasi yang cukup baik di bawah kepemimpinan Presiden
Aquino.Meskipun demikian, Filipina kini tengah berkutat pada permasalahan
sengketaLaut Cina Selatan. Filipina secara politik dan keamanan dinilai cukup
memiliki power yangsignifikan di kawasan ASEAN, terlepas dari masalah-masalah
dalam negeri yangkerap kali terjadi di Filipina. Sedangkan dari segi sosial
budaya, Filipinamerupakan salah satu negara yang mengakui Bahasa Inggris
sebagai bahasanasionalnya. Hal ini kemudian menjadi keuntungan serta mendorong
kemajuandari segi aspek sosial budaya masyarakat Filipina dibanding masyarakat
di negaraASEAN lainnya.
3.
Politik di Indonesia
Bentuk pemerintahan Indonesia sendiri adalah
republik konstitusional, yaitubentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang
presiden di mana kekuasaannyadibatasi oleh UUD atau konstitusi yang berlaku
(Ahira, 2013a). Pada masapemerintahan SBY, Indonesia semakin mengalami
perkembangan ke arah yangpositif, di mana perekonomian Indonesia semakin
stabil, di mana ia mengusungkonsep dalam politik luar negerinya adalah “A
Million Friends, Zero Enemy”yang berarti bahwa Indonesia adalah negara yang
bersahabat, yang cinta damai,dan ingin mencari teman sebanyak-banyaknya;
sehingga banyak negara melihatbahwa Indonesia adalah negara yang baik untuk
dijadikan sebagai rekan dalammenjalin kerjasama, dan hal ini semakin menguatkan
peran Indonesia terutama diASEAN karena sering ditunjuk sebagai mediator bagi
negara-negara di ASEANyang tengah berkonflik.
Di tengah kondisi politik Indonesia yang memburuk,
Indonesia harus siapmenghadapi integrasi di kawasan yaitu dalam ASEAN Community
pada tahun2015. Pada satu sisi pemberlakuan integrasi kawasan ini tentu membawa
dampakbaik terhadap Indonesia, karena para pengusaha di Indonesia akan lebih
mudahmelakukan kegiatan ekspor dan impor tanpa terhalang berbagai hambatan
yangada, kemudian penduduk Indonesia lebih mudah untuk mencari pekerjaan
diberbagai negara ASEAN, serta kemudahan akses yang di dapatkan
dalampemberlakuan integrasi semakin menguntungkan kerjasama antara negara
diASEAN, dan hal ini tentu akan meningkatkan pendapatan negara.Akan tetapi, di
sisi lain, dalam kondisi akan terjadinya perubahan kekuasaanpada kursi
pemerintahan, kemerosotan kepercayaan internasional, hinggamenurunnya nilai
mata uang akan membawa Indonesia pada ketidakstabilan yanglebih buruk, karena
pemberlakuan integrasi di kawasan sendiri akan berjalan baikpada negara yang
terlibat apabila negara tersebut telah memiliki kestabilan
dalampemerintahannya, sementara Indonesia sendiri tengah mengalami krisis
yangburuk.
Apabila integrasi ini diberlakukan, maka Indonesia
harus siap menerimapersaingan dengan produk-produk dari negara lain yang akan
masuk secara bebas,dan pemerintah Indonesia harus mempersiapkan berbagai
kemungkinan terburukyang akan terjadi, salah satunya adalah eksploitasi sumber
daya alam di Indonesiayang dilakukan oleh negara-negara lain yang tergabung
dalam integrasi, karenaIndonesia masih lemah dalam pengembangan teknologi dan
sumber dayamanusia; sehingga tidak menutup kemungkinan di tengah
ketidakstabilan dalam24politik domestik Indonesia pada akhirnya integrasi di
kawasan akan membawapada peningkatan angka penduduk miskin, pengangguran, dan
lain sebagainyakarena adanya dominasi dari negara-negara lain di ASEAN yang
masuk keIndonesia.
4.
Politik di Kamboja
Berdasarkan
konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yangmenganut sistem demokrasi
liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja diKamboja hanya berfungsi sebagai
kepala negara sedangkan segala urusanpemerintahan diatur oleh perdana menteri.
Dengan begitu media dalam negeriKamboja diatur dengan ketat oleh pemerintah.
Sistem politik Kamboja telahmengalami perjalanan yang panjang sejak
kemerdekaannya pada tahun 1953 dandiwarnai dengan berbagai kerusuhan dan
konflik.
ASEAN
berusaha untuk menjaga agar konflik domestik yang terjadi di Kamboja tidak
mengganggu stabilitas kawasan. Negara-negara anggota lainnya,seperti Indonesia
misalnya, berusaha untuk membantu penyelesaian berbagaikonflik politik dan
keamanan di Kamboja. Hal tersebut dilakukan karena adanyasolidaritas bagi
negara-negara anggota ASEAN tanpa bermaksud untukmelakukan intervensi terhadap
satu sama lain. Dengan kehadiran ASEAN, Kamboja menjadi lebih stabil dan aman
dibeberapa bidang kenegaraan. Kemudian juga integrasi di kawasan Asia
Tenggaramampu membantu Kamboja menjadi negara yang lebih mandiri. Tetapi
Kambojajuga memiliki tantangan dalam menghadapi integrasi di ASEANtersebut,
salah satunya adalah ketidaksiapan bagi warga Kamboja dalammenghadapi ASEAN
Community akan membuat Kamboja semakin terpuruk. JikaKamboja tidak mampu
bersaing dalam sistem internasional dan terus bergantungpada pihak asing, maka
Kamboja tidak akan dapat berkembang menjadi negaramaju.
5.
Politik di Laos
Sistem pemerintahan presidensialmembuat jabatan
presiden berstatus kepala negara di Laos, dengan parlemenbertindak menentukan
presiden yang dipilih untuk melakukan tugasnya denganmasa jabatan 5 tahun
(UnitedNations 2005, h. 7).
Keanggotan Laos dalam ASEAN juga ikut membantu
perbaikan ekonomi didalam negeri sejak tahun 1997. Negara-negara ASEAN mulai
fokus pada visiintegrasi setelah adanya rancang biru dari ASEAN Community 2015.
Semuanegara ASEAN akan terus bergegas menyiapkan segalanya dalam menyambutASEAN
Community 2015 tersebut, begitupun dengan Laos. ASEAN Communitydiharapkan dapat
membawa perubahan bagi perekonomian Laos.Kerangka kerjasama politik dankeamanan
akan mengurangi rasa khawatir
terhadap
ancaman kedaulatan negara, baik dari luar maupun dalam.
6.
Politik di Malaysia
Kekuasaan legislatif Malaysia dilaksanakan oleh Yang
di-PertuanAgong, dewan negara dan dewan rakyat. Malaysia menganut sistem dua
kamar(bikameral), terdiri dari senat (dewan negara) dan dewan rakyat (house
ofrepresentatives). Senat menguasai 70 kursi dan dewan rakyat menguasai
219kursi. Dari 70 anggota senat yang akan menjabat selama 3 tahun, 44 dipilih olehYang
di-Pertuan Agong atas nasihat perdana menteri, 26 ditunjuk oleh badanpembuat UU
negara bagian (Thaib 2000, h. 38). Sementara itu, anggota dewanrakyat dipilih
melalui popular vote untuk masa jabatan selama 5 tahun.
Dampak yang paling dirasakan dari integrasi ASEAN
adalah bidangekonomi. Malaysia merupakan salah satu negara di Asia yang
tergolong sebagainewly industrialized economies (NIEz), pertumbuhan ekonomi
Malaysiatergolong pesat. Pendapatan perkapita mencapai RM 28.725 atau sekitar $
14.071.Pertumbuhan ekonomi Malaysia didorong oleh integrasi ASEAN, misalnyaAFTA
berhasil mendorong penjualan dan produktivitas minyak sawit Malaysia di33pasar
regional dan internasional, diperkirakan sekitar 2,6% atau US $ 46 juta(Das,
2013), Malaysia semakin diuntungkan sebagai produsen terbesar di duniadan
sangat efisien.ASEAN sebagai organisasi regional yang bertujuan untuk menjaga
stabilitaskeamanan regional Asia Tenggara juga membantu Malaysia dalam
menghadapibeberapa persengketaan. ASEAN mengeluarkan resolusi mengenai
persengketaanyang dihadapi Malaysia. Beberapa diantaranya adalah: persengketaan
Laut CinaSelatan, persengketaan Brunei Darussalam dan Malaysia
memperebutkankawasan Limbang yang memiliki gas dan minyak, permasalahan Sipadan, Ligitan dan Ambalat dengan
Indonesia (Foreign Policy Study Group, 2013).Meskipun persengketaan tersebut
belum dapat diselesaikan pada level ASEANkarena sifat ASEAN yang
non-intervensi, tetapi ASEAN telah berkontribusi besardalam menupayakan
perundingan dan resolusi dari persengketaanyang dihadapioleh Malaysia.
7.
Politik di Myanmar
Pada tahun 2011 untuk pertama kalinya parlemen dalam
sistem politikMyanmar mendapatkan presiden yang merupakan seorang sipil
sebagaipemimpinnya. Hal itu merupakan pertama kalinya bagi Myanmar
memilikipenguasa non-militer sejak kekuasaan di bawah kemiliteran
semenjakkolonialisme Inggris berakhir pada tahun 1962.
8.
Politik di Singapura
Singapura merupakan negara republik parlementer di
mana PresidenSingapura bertindak sebagai kepala negara yang membawahi kabinet
dan PerdanaMenteri Singapura bertindak sebagai kepala pemerintahan yang
membawahi37parlemen.
Kondisi politik yang stabil dan bersih tentunya
merupakan bekal yang baikbagi Singapura untuk menghadapi integrasi ASEAN
khususnya dalam bidangKomunitas Politik Keamanan. Sensitivitas isu HAM,
korupsi, teorisme, dansengketa wilayah di ASEAN pun cenderung jauh dari wajah
Singapura. Dengan39kelebihan ini Singapura dapat lebih memfokuskan diri pada
peluang-peluang kerjasama yang ditawarkan dari hadirnya Komunitas Politik
Keamanan khususnya dibidang pengamanan titik-titik strategis wilayah Singapura
seperti Selat Malaka.Selain itu, integrasi ASEAN akan menguatkan posisi tawar
Singapura dalammenghadapi kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan
Cina—meskisebenarnya tanpa ASEAN pun posisi tawar Singapura telah cukup kuat.
Dariperspektif ini maka dapat disimpulkan bahwa integrasi ASEAN
cenderungmembawa dampak positif bagi kepentingan politik Singapura.
9.
Politik di Thailand
Bagi Thailand, integrasi melalui ASEAN Community
cukup efektif terlihatdari upaya-upaya diplomatik melalui keanggotaan
negara-negara ASEAN untukmenengahi dan mencari solusi bersama di dalam
pencapaian penyelesaianterhadap konflik Burma dan Thailand. Bila ditilik dari
integrasi perekonomian,ASEAN dengan mencanangkan kebijakan ASEAN Economic
Community (AEC)yang membuat peluang dan perkembangan yang besar bagi
perekonomianThailand.42AEC akan menghasilkan inflow modal dan investasi yang
kuat khususnya diThailand yang telah mendapat perhatian dari komunitas bisnis
internasional duniasehingga menempatkan Thailand di posisi yang sangat
strategis dengankemampuannya untuk menarik investo dan perkembangan bisnis
industrinya.Thailand saat ini menikmati reputasi global yang kuat di bidang
keuangan,manufaktur, memproduksi dan komuniditas, teknologi, kesehatan,
pendidikan,manufaktor mobil dan perangkat lunak, akibat dari pengaruh integrasi
ASEANdapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Thailand dimana integrasi
inimenyediakan wadah untuk pertumbuhan ekonomi.
10. Politik
di Vietnam
Isu
kemunculan Partai Sosialis Demokrat sebagai partai yangmempromosikan demokrasi
multipartai di Vietnam pada tahun 2013,menunjukkan adanya pergerakan ke arah
reformasi pemerintahan seiring denganmenurunnya tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap kepemimpinan PartaiKomunis atau VCP (BBC News, 2013). Posisi Vietnam
di ASEAN mungkintidak sebegitu dominannya jika dibandingkan dengan Indonesia
ataupun Thailand,apalagi terkait masalah konflik Laut Cina Selatan dengan Cina
yang hingga ditahun 2014 belum kunjung menemukan titik terang. Tidak sedikit
media massayang mengungkapkan bahwa hal tersebut menjadi suatu ujian bagi
ASEANterhadap solidaritas antara sesama negara anggotanya.Integritas kawasan
Asia Tenggara dalam ASEAN Community 2015 dalamsudut pandang Vietnam akan sangat
berpengaruh terhadap sektor ekonomi yangdiutamakan oleh negara tersebut,
seperti yang sudah disebutkan sebelumnya yaitumengenai reformasi ekonomi
Vietnam terhadap sistem politik dan pemerintahannegaranya. Sebagai satu dari
sedikit negara komunis yang dapat bertahan di eraglobalisasi dan demokratisasi,
integritas kawasan dapat menjadi pemicuperubahan, pergeseran, maupun revolusi
di tubuh Vietnam, mengingat negaratersebut bersama dengan Laos merupakan negara
komunis dalam ASEAN.
2.4.
Dampak ASEAN terhadap PolitikNegara dan
Anggotanya
1.
Dampak Positif ASEAN Dalam Kehidupan
PolitikNegara Anggotanya
Dengan terbentuknya ASEAN akan memperkukuh ikatan
solidaritas, terciptanya perdamaian, dan kerja sama yang saling menguntungkan
di antara negara - negara
di Asia Tenggara.
2. Dampak
Negatif ASEAN Dalam Kehidupan Politik Negara Anggotanya
a.
Kondisi
politik nasional diwarnai dengan kuatnya pengaruh demokrasi liberal yang lebih
menonjolkan sikap individualisme dan seringnya menggunakan cara voting
dibandingkan musyawarah dalam mengambil keputusan sehingga menyimpang dari
nilai nilai pancasila
b.
Semakin
menipisnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia karena terpengaruh
internasionalisasl dan berdampak pada semakin tumbuhnya rasa kedaerahan yang
mengarah pada sparatisme seperti di aceh dan papua.
c.
Pengaruh liberalisme yang lebih banyak
dibawa melalui liberalisasi ekonomi telah mempengaruhi kebijakan politik
pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan nasional yang bergantung pada pasar bebas dan kurang
memperhatikan ekonomi kerakyatan.
d.
Sikap
konsumerisme dan hedonisme berpengaruh terhadap sikap dan perilaku bangsa
Indonesia dan mendorong meningkatnya tindak korupsi.
e.
Semakin
berperannya lembaga swadaya masyarakat INGO baik dalam dan luar negeri dalam
proses penentuan kebijakan public.
f.
Semakin
meningkatnya pengaruh organisasi internasional dalam penentuan kebijakan dalam
negeri pemerintah Indonesia.
g.
Tuntutan
akan tata kelola pemerintahan yang baik atau good governance yang mengedepankan
transparansi dan akuntabilitas , partisipasi masyarakat, penegakan hukum, visi
strategis, adanya konsensus, dan responsive.
BAB 3
PENUTUP
2.1.Kesimpulan
1. Sejarah
Terbentuknya ASEAN
ASEAN
didirikan tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN beranggotakan 10
yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Indonesia, Malaysia, Singapura,
Filiphina, Vietnam, Thailand, dan Myanmar.
2. Potret Politik Negara Anggota ASEAN
a. Politik
di Brunei Darussalam
Sistem pemerintahan Brunei menggunakan
sistem kesultanan konstitusionalatau Monarki Islam Melayu.
b. Politik
di Filipina
Sistem pemerintahan Filipina adalah
presidensial. Presiden Filipina akanbertindak sebagai kepala negara, kepala
pemerintahan serta penglima tertinggiangkatan bersenjata.
c.
Politik di Indonesia
Bentuk
pemerintahan Indonesia sendiri adalah republik konstitusional, yaitubentuk
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden di mana kekuasaannyadibatasi
oleh UUD atau konstitusi yang berlaku (Ahira, 2013a).
d.
Politik di Kamboja
Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah
negara kerajaan yangmenganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi
pasar.
e. Politik di Laos
Sistem
pemerintahan presidensialmembuat jabatan presiden berstatus kepala negara di
Laos, dengan parlemenbertindak menentukan presiden yang dipilih untuk melakukan
tugasnya denganmasa jabatan 5 tahun (UnitedNations 2005, h. 7).
e.
Politik di Malaysia
Kekuasaan
legislatif Malaysia dilaksanakan oleh Yang di-PertuanAgong, dewan negara dan
dewan rakyat. Malaysia menganut sistem dua kamar(bikameral), terdiri dari senat
(dewan negara) dan dewan rakyat (house ofrepresentatives).
f.
Politik di Myanmar
Pada
tahun 2011 untuk pertama kalinya parlemen dalam sistem politikMyanmar
mendapatkan presiden yang merupakan seorang sipil sebagaipemimpinnya.
g.
Politik di Singapura
Singapura
merupakan negara republik parlementer di mana PresidenSingapura bertindak
sebagai kepala negara yang membawahi kabinet dan PerdanaMenteri Singapura
bertindak sebagai kepala pemerintahan yang membawahi37parlemen.
h.
Politik di Thailand
Bagi
Thailand, integrasi melalui ASEAN Community cukup efektif terlihatdari
upaya-upaya diplomatik melalui keanggotaan negara-negara ASEAN untukmenengahi
dan mencari solusi bersama di dalam pencapaian penyelesaianterhadap konflik
Burma dan Thailand.
i. Politik
di Vietnam
Isu kemunculan Partai Sosialis Demokrat
sebagai partai yangmempromosikan demokrasi multipartai di Vietnam pada tahun
2013,menunjukkan adanya pergerakan ke arah reformasi pemerintahan seiring
denganmenurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan
PartaiKomunis atau VCP (BBC News, 2013).
3. Dampak
ASEAN Terhadap Politik Negara Anggotanya
a. Dampak
positif dengan terbentuknya ASEAN akan memperkukuh
ikatan solidaritas, terciptanya perdamaian antar negara ASEAN.
b.
Dampak
Negatif yang timbul pengaruh
liberalisme yang lebih banyak dibawa melalui liberalisasi ekonomi telah
mempengaruhi kebijakan politik pemerintah . Sikap konsumerisme dan hedonisme
mendorong meningkatnya tindak korupsi.
3.2. Saran-saran
Negara kita, Indonesia merupakan salah satu anggota
ASEAN. Untuk itu, kita harus membantu mewujudkan cita-cita atau tujuan ASEAN
itu sendiri. Karena bagaimanapun, tujuan tersebut merupakan keinginan dari
bangsa kita sendiri. Selain itu, sebagai negara anggota ASEAN yang terbesar,
kita harus lebih menunjukan partisipatif kita dalam mewujudkan tujuan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Aden,Mas.2008.Kondisi Politik dan Ekonomi (online) https://masmujahid3b.wordpress.com/2008/05/30/kondisi-politikekonomi-myanmar/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9623680099 di akses pada 27 Februari 2016
Patra,Rafio.2012.Potret Politik Negara-Negara Anggota ASEAN
(online) https://www.academia.edu di akses 27 Februari 2016
0 komentar:
Posting Komentar