PENGARUH
KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA
KELOMPOK 8
1.
DINI RATNA SARI (150210204036)
2.
MUDZRIKATIN NURIS SAADAH
(150210204058)
3.
VIVI DWI SETIA RINI (150210204137)
4.
YULY RAUDHOTUL HASANAH
(150210204073)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS
JEMBER
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
BAB I
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Kebudayaan
Budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,yang merupakan bentuk
jamak dari budhi ( budi atau akal ) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris , kebudayaan disebut
culture,yang berasal dari kata Latin Colera,yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai pengolah tanah atau bertani. Kata cultue juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang
dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politk, adat istiadat , bahasa,perkakas,pakaian,bangunan,dan
karya seni. Bahasa , sebagaiman juga budaya,merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaanya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat
kompleks,abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukn perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya itu tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia.
Beberapa alasan
mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya
lain terlihat dalam definisi budaya “ Budaya
adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”
“ Citra yang
memaksa “ itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
seperti “ individualisme kasar “ di
Amerika, “ keselarasan individu dengan alam “ di Jepang dan “ kepatuhan
kolektif “ di Cina.
Citra budaya yang
bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai
perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
martabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan
demikian,budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengordinasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi lain,yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Adreas
Eppink,kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain , tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward
Tylor,kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks,yang didalamnya terkandung pengetahuan,kepercayaan,kesenian,moral,hukum,adat
istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,kebudayaan adalah sarana hasil karya,rasa dan
cipta masyarakat.
Dari berbagai
definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah suatu
yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari,kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya,berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku,bahasa,peralatan hidup,organisasi sosial,religi,seni dan
lain-lain yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
B.
Perkembangan
Kebudayaan Asing di Indonesia
Indonesia telah
berakulturasi dengan berbagai kebudayaan dalam waktu yang lama. Letak srategis
Indonesia yang berada pada jalur 2 pusat perdagangan internasional pada masa
lampau,India dan Cina,memberikan pengaruh besar kebudayaan pribumi. Dengan
terjadinya pencampuran antara dua budaya tersebut maka mengembangkan kebudayaan
asli setempat.
Selain dari
pengaruh budaya asing pada masa lampau,perkembangan pesat era globalisasi saat
ini semakin menekan proses akulturasi budaya terutama pengaruh budaya Barat.
Dengan kemajuan teknologi modern mempercepat akses pengetahuan tentang budaya
lain. Membawa perubahan sampai di tingkat dasar kehidupan manusia di Indonesia.
Pengaruh interaksi dengan budaya Barat mewarnai kebudayaan masyarakat
Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di negara ini, di tambah
dengan masalah persediaan bahan pangan,bahan energi dan bahan industri strategis
yang kian langka,serta kesenjangan .penguasaan teknologi semakin lebar berisiko
pada pergeseran perbedaan dan kepentingan di masyarakat.
Lebih dari
itu,kehadiran budaya Barat seakan
mendominasi dan selalu menjadi trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola
hidup orang Barat seakan menjadi cermin modern. Hal ini jelas mengikis perilaku
tindakan seseorang.
Hembusan
pengaruh Barat, di anggap sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi kebudayaan
kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi
masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan kearifan lokal yang
menjadi warisan terjadi kebudayaan masyarakat nusantara. Dari sinilah juga
nilai tradional secara perlahan mengalami kepunahan karena tidak mampu bersaing
dengan budaya modern dalam bentuk
pergaulan masyarakat.
Pada
awalnya pintu masuk kebudayaan Asing di Indonesia adalah melalui kegiatan
penjajahan para orang Asing di
Indonesia. Tidak hanya mengambil hasil rempah-rempah dan menjajah pada umumnya
tetapi mereka juga menanamkan budaya mereka untuk mencampuri kebudayaan
Indonesia. Berbeda dengan masa penjajahan,pada zaman sekarang pintu masuk
kebudayaan Asing itu melalui kemajuan teknologi dan informasi. Oleh
Siauddin Sardar menyebut masa kini
sebagai terjadinya revolusi informasi seperti diulas dalam bukunya Tantangan
Dunia Islam di abad 21. Dalam revolusi tersebut, intervensi informasi sulit
dibendung oleh karena arusnya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Setiap saat informasi
masuk sudah dapat emasuki setiap kantor dan rumah tangga sekalipun melalui
media massa cetak dan elektronik seperti surat kabar,televisi dan internet.
Revolusi
informasi salah satunya adalah keterbukaan dan kebebasan informasi sungguh
sesuatu sulit diletakkan karena selain memberikan dampak positif seperti adanya
informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tapi sekaligus dampak
negatif seperti pergaulan bebas,pakaian yang memperlihatkan aurat,pola hidup
individual dan hedonis.
Julukan
yang sering dipakai untuk menggambarkan peradaban Barat dalam
masyarakat-masyarakat komponannya dewasa ini adalah peradaban “teknologi”.
Gambaran-gambaran optimistik tentang teknologi informasi dan peranannya yang
bermanfaat, memajukan gagasan bahwa komputer tidak pernah salah,ia bisa
menyelesaiakn semua problem masyarakat,ia bahkan dianggap sebagai “jampi-jamp
ajaib” yang bisa menyediakan informasi bagi semua orang. Kebudayaan para remaja
di negeri ini telah dibodohi oleh gambaran indah dan berlebihan tentang
teknologi dan komukasi ini.
Sejumlah
kecil negara sekarang dipandang sudah sampai ke tingkat modern,sedangkan jumlah
besarnya masih dalam proses kearah itu. Moderenisasi kini telah bergema di
dunia, negara-negara modern merasa bangga karena modernisasinya telah
berhasil,sedangkan negara-negara yang sedang berkembang dengan penuh gairah
menyertai gerak modernisasi itu. Meskipun demikian, perkembangan teknologi di
bidang informasi tersebut, selain memberikan kebebasan untuk mengakses
informasi sebanyak-banyanya akan tetapi ada ruang bagi masyarakat untuk
melakukan pilihan-pilihan secara selektif sesuai kepentingan,kebutuhan
masyarakat. Disinilah peran semua pihak untuk terlibat dalam pemberdayaan
masyarakat agar mampu memilih dan memilah informasi siaran televisi atau konten
informasi di intenet agar tidak terjebak dengan informasi kebudayaan asing yang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang dianutnya.
C.
Pengaruh
Kebudayaan Asing terhadap Kebudayaaan indonesia
Masuknya
budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis
globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat
dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan
menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu
cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan
budaya(culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu
menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga
terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan
Indonesia di
kenal sebagai negara multi etnis dan agama,dari situlah Indonesia memiliki
ragam Budaya yang berbeda-beda. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai
sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan Indonesia kini
kian memudar secara perlahan. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya
teknologi yang akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap kebudayaan
asli Indonesia. Dengan banyak berkembangnya media elektronik , kebudayaan barat
dapat dengan mudah masuk ke Indonesia,sehingga mulai mengubah pola pikir dan
perilaku masyarakat Indonesia.
Adanya
penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui
suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan
antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau
yang biasa disebut ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial . Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif
.
Ø Dampak positif
·
dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir
dan perilaku bangsa2 yg maju sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik
lagi dan maju seperti mereka.
·
adanya kemudahan untuk memperlihatkan
dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri
·
terjadinya akulturasi budaya yg mungkin
bisa menciptakan kebudayaan baru yang unik.
Ø Dampak negatif
·
masuknya budaya asing yg lebih mudah
diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun muda, dan parahnya yg ditiru
biasanya yang jelek2.
Meniru perilaku yg buruk
·
adanya globalisasi bisa memungkinkan
hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal
dgn kebudayaan dr luar, bisa juga karna memang tidak ada generasi penerus yang melestarikan
budaya tsb.
·
mudah terpengaruh oleh hal yg berbau
barat. Generasi muda lupa akan identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena
perilakunya banyak meniru budaya barat.
·
menumbuhkan sifat dan sikap individualisme,
tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu
terkenal dengan gotong royong.
Dampak negatifnya kebudayaan asing atau barat terhadap masyarakat
Indonesia khususnya kalangan remaja sudah melupakan kebudayaan bangsanya
sendiri. Budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian misalnya , para
remaja tidak ingin dikatakan kuno,kampungan kalau tidak mengikuti cara
berpakaian ala barat karena dinilai modern,tren dan mengikuti perkembangan
zaman meski memperlihatkan auratnya yang dilarang oleh ajaran agama maupun
bertentangan dengan adat istiadat masyarakat secara turun menurun.
Selain cara berpakaian dan mode,pergaulan
bebas dan cara berhura-hura dikalangan remaja yang di lihat sebagai perilaku
yang menyimpang baik secara agama maupun sosial juga menjadi masalah bagi
kebudayaan di Indonesia. Umumnya kalangan remaja Indonesia berperilaku
ikut-ikutan tanpa selektif sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianut dan adat
kebiasaan yang mereka miliki.
Para remaja
juga mrasa bahwa kebudayaan di negerinya sendiri terkesan jauh dari
moderenisasi. Sehingga para remaja merasa gengsi kalau tidak mengikuti
perkemahan zaman meskipun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan
kebudayaan. Sehingga pada akhirnya para remaja lebih menyukai kebudayaan
barat,dibandingkan dengan kebudayaan kita sendiri.
D.
Upaya Mengatasi
Dampak Negatif Budaya Asing
Untuk mengatasi
pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan Indonesia khususnya untuk
membentengi kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan pelibatan semua
pihak terutama pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat seperti , para ulama
budayawan serta keterlibatan orang tua di rumah.
Ø Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis melalui
penataan ulang sistem pendidikan terutama mengenai pengaturan kurikulum. Umumnya di setiap sekolah menerapkan
sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu keagamaan kepada para remaja
sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam dalam semingu saja. Tentu
saja ini kurang memadai waktunya untuk mengharapkan sebuah perubahan perilaku
siswa sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang
study tersebut dalam bentuk kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah seperti
kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik menurut pandangan agama.
Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem pendidikan dan mendorong
kreatifitas guru bidang study. Mengenai pelajaran dan pemahaman keagamaan
sesungguhnya tidak hanya terpaku pada bidang study agama yang dinilai waktunya
kurang memadai tersebut tetap setiap guru mata pelajaran umum juga dapat
memasukkan nilai-nilai agama ketika mengajar di hadapan siswanya. Misalnya
pelajaran geografi,guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan menciptakan langit
dan bumi,sejarah perjuangan nasional yang dipelopori tau dipimpin oleh ulama
atau pejuang Islam seperti pangeran Diponegoro,Sultan Hasanuddin dan lainnya.
Tokoh-tokoh pejuang tersebut sekaligus merupakan bentuk perlawanan terhadap
penjajahan negara asing yang ingin menguasi wilayah dan sumber ekonomi
Indonesia juga sekaligus menyebarkan kebudayaannya.
Ø Peranan Tokoh Agama dan Budaya
Peranan para ulama dan budayawan melalui program kerja organisasi
keagamaan dan sanggar-sanggar budaya sangat strategis untuk menangkal masuknya
budaya asing dalam masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Ketertiban para
tokoh agama dan budaya melalui program kerja organisasi keagamaan seperti
Nahdlatul Ulama (NU) , Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada
pembinaan remaja agar dapat diarahkan pada pembinaan remaja agar memiliki
ketahanan budaya yang berbasis agama
Begitu juga peranan
para budayawan dan
seniman melalui organisasi atau
sanggar seni dapat
merancang program kerja
yang diminati oleh kalangan remaja sehingga mereka tidak tertarik dengan
budaya hura-hura yang datang dari budaya asing.
Kalau hal ini dapat diperankan secara maksimal oleh para tokoh agama
dan budayawan, maka
pola pembinaan generasi
muda dapat diarahkan kepada
penanaman nilai-nilai Pancasila
dan ajaran agama yang
lebih terarah dan
terukur, baik dari
kegiatan-kegiatan internal
sekolah seperti pada proses belajar-mengajar maupun di luar sekolah seperti remaja masjid,
kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan ini remaja
juga dapat berinterksi
sosial secara langsung
dengan masyarakat sebagai pelaku sosial.
Ø
Peranan orang
tua dan keluarga
Keluarga merupakan
lingkungan anak yang
paling banyak waktunya. Orang
tua adalah figur utama
dalam keluarga yang
paling bertanggujawab terhadap masa depan anak-anak dan anggota keluarga
lainnya. Oleh karena
itu, lingkungan keluarga
sangat berkontribusi terhadap
kualitas prilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan
keluarga dan lingkungan
sosial harus tetap beriklim positif dalam artian
orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus
orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”. Orangtua harus
bisa mengambil porsi
lebih banyak diantara
porsi yang lainnya.
Peran orang tua
sangat amat dibutuhkan,
selain mengawasi anak-anak dan
dengan siapa dia
bergaul, tetapi sesekali
orang tua harus turun
langsung mengawasi anak-anaknya
agar jangan sampai anak-anaknya bisa
salah gaul. Pada
masyarakat modern, seorang remaja sangat
tergantung pada cara
orang tua atau
keluarga mendidiknya. Melalu interaksi
dalam keluarga, remaja
akan mempelajari pola perilaku,
sikap, keyakinan dan
cita-cita dan nilai dalam keluarga dan masyarakat.
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di
atas dapat diambil
kesimpulan bahwa
pengaruh-pengaruh kebudayaan asing
turut dalam perkembangan
budaya Indonesia khususnya terhadap
kehidupan, kebudayaan dan
alam fikiran di kalangan remaja yang dapat merusak
ekosistem generasi muda ke depannya.
B.
Saran
Sebagai generasi muda
hendaknya dapat berperilaku
yang selektif terhadap pengaruh
globalisasi sesuai dengan
nilai-nilai agama yang
di anut dan adat kebiasaan di
negrinya. Serta menanamkan nilai-nilai pancasila dan melaksanakan ajaran
Agama dengan sebaik-baiknya. Dan
jangan lupa memiliki semangat
nasionalisme yang tangguh,
seperti mencintai produk dalam negeri.
DAFTAR
PUSTAKA
www.google.com
www.wikipedia.com
http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/09/dampak-masuknya-budaya-asing-barat-terhadap-budaya-bangsa-indonesia/
http://www.anneahira.com/pengaruh-budaya-barat-901.htm
http://khaeylbgt.multiply.com/journal/item/3
http://jo-ardianto.blogspot.com/2010/05/pengaruh-kebudayaan-asing-terhadap.html
http://nahdatunnisaa.blogspot.com/2013/04/contoh-karya-tulis-ilmiah-pengaruh.html

0 komentar:
Posting Komentar