
RESUME
MURID
BERKELAINAN
Disusun Oleh:
Nama
|
NIM
|
Yuly
Raudhotul H
|
150210204073
|
Mudzrikatin Nuris S
|
150210204058
|
Dini Ratna Sari
|
150210204036
|
Wahyu Nur J
Suraidah
Tiyah
|
150210204022
150210204156
|
|
|
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2015
A.
HAK DAN KEBUTUHAN MURID BERKELAINAN
Murid berkelainan tentunya memilik hak yang sama dengan murid yang
normal. Hal ini tercantum dalam
undang-undang, yaitu mereka:
a)
Berhak
mendapatkan pemeliharaan
b)
Berhak
mendapatkan pendidikan
c)
Berhak
mendapatkan jaminan kerja
d)
Berhak
berpendapat
e)
Berhak bersuara
dan sebagainya
Pada dasarnya kebutuhan murid berkelainan adalah sama dengan
kebutuhan anak normal, hanya saja ia mempunyai kebutuhan khusus disebabkan
kelainannya, kebutuhan yang dimaksudkan adalah:
a)
Kebutuhan
sosial: mereka memerlukan kontak dan kerjasama dengan orang lain.
b)
Kebutuhan
pendidikan: Mereka harus dibantu supaya tidak disisihkan dari perencanaan dan
langkah-langkah pendidikan.
c)
Kebutuhan
disiplin: mereka perlu mengenal disiplin.
d)
Kebutuhan akan
gambaran diri: agar mereka dapar mengambil langkah yang tepat sesuai dengan
kenyataan dirinya.
e)
Kepercayaan
diri: sangat perlu bagi murid berkelainan, karena orang yang tidak percaya pada
dirinya akan selalu diliputi keragu-raguan dan rasa menderita.
f)
Kebebasan
berkembang: mereka harus merasa bahwa mereka berhak berkembang sesuai dengan
keadaannya masing-masing.
B.
JENIS-JENIS
MURID BERKELAINAN
Jenis-jenis
peserta didik terdiri atas kelainan fisik dan/atau mental dan/atau kelainan
perilaku.
a)
Kelainan fisik
meliputi:
1)
Tuna Netra
Pengertian
tunanetra tidak saja mereka yang buta, tetapi
mencakup juga mereka yang mampu melihat tetapi terbatas sekali dan
kurang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup sehari-hari, seperti rabun.
2)
Tuna Rungu
Tuna
rungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang
mengkibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama
melalui indra pendengarannya.
3)
Tuna Daksa
Tuna
daksa berarti suatu keadaan rusak atau terganggu sebgai akibat gangguan bentuk
tau hambatan pada tulang, otot, atau sendi dalam fungsinya yang normal.
b)
Kelainan mental
meliputi:
1)
Tuna Grahita
Ringan
2)
Tuna Grahita
Sedang
c)
Kelainan
perilaku meliputi tuna laras
Anak
tuna laras adalah anak yang mengalami hambatan emosi dan tingkah laku sehingga
kurang dapat atau mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara baik da akan mengganggu situasi belajarnya.
d)
Kelainan
peserta didik(murid) dapat juga terwujud sebgai kelainan ganda
C. KARAKTERISTIK SETIAP JENIS MURID BERKELAINAN
a.
Tuna Netra
Anak-anak
dengan gangguan penglihatan dapat diketahui dala kondisi berikut:
1)
Ketajan
penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki orang awas
2)
Terjadi
kekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu
3)
Posisi mata
sulit dikendalikan oleh syaraf otak
4)
Terjadinya
kerusakan susunan syaraf otak yang berhubunga dengan penglihatan
b.
Tuna Rungu
Untuk
kepentingan pendidikan ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
·
Tingkat I:
Kehilangan kemampuan mendengar antara 35 sampai 54 dB, penderta hanya
memerlukan latihan berbicara dan bantuan mendengar secara khusus.
·
Tingkat II:
Kehilangan kemampuan mendengar antara 55 sampai 69 dB, penderitanya
kadang-kadang memerlukan penempatan sekolah secara khusus. Dalam kebiasaan
sehari-hari memerlukan latihan bicara, dan bantuan latihan berbahasa secara
khusus.
·
Tingkat III:
Kehilangan kemampuan mendengar antara 70 sampai 89 dB, Pada tingkat ini
penderita memerlukan pelayanan pendidikan khusus
·
Tingkat IV:
kehilanga kemampuan mendengar dari 90 dB, ke atas. Pada tingkat ini sama halnya
dengan tingkat III.
c.
Tuna Daksa
Tuna daksa dapat diklasifikasikan sebaga berikut:
·
Kesadaran yang
dibawa sejak lahir atau kesusahan yang merupakan keturunan, diantaranya
meliputi:
§
Kaki seperti
tongkat
§
Tangana seperti
tongkat
§
Jari yang lebih
dari lima pada masing-masing tangan atau kaki
§
Kerdil atau
pendek sekali
§
Kepala kecil
atau tidak normal
§
Kepala besar
karena berisi cairan
·
Kerusakan pada
waktu kelahiran yang meliputi:
§
Kerusakan pada
syaraf lengan akibat akibat tertekan atau tertarik waktu kelahiran
§
Tulang yang
rapuh dan mudah patah
·
Infeksi,
diantaranya meliputi:
§
Taerkolonis
tulang (menyerang sendi paha sehingga
menjadi kaku)
§
Osteomyelitis
(radang didalam dan disekeliling sumsum tulang karena bakteri)
§
Paliomyelitis
(Infeksi virus yang mungkin menyebabkan kelupuhan)
·
Kondisi
traumatik atau kesusahan traumatik akibat:
§
Amputasi
§
Kecelakaan
akibat luka bakar
·
Tumor
§
Oxoxtosis
(lemah tulang)
d.
Tuna Grahita
Beberapa
karakteristik umum anaktuna grahita yang dapat dipelajari, sebagai berikut:
·
Keterbatasan
intelegensi
·
Keterbatasan sosial,
dengan ciri – ciri:
§ Cenderung berteman dengan anak yang lebih muda dari usianya
§ Ketergantungan terhadap orang tua sangat besar
§ Tidak mampu memikul tanggung jawab
·
Keterbatasan
fungsi – fungsi mental lainnya, seperti:
§ Kurang mampu untuk mempertimbangkan sesuatu
§ Kurang mampu membedakan yang baik dan yang buruk dan yang benar
dengan yang salah
§ Tidak membayangkan terlebih dahulu konsekunsi dari suatu perbuatan
Klasifiksi anak
tuna grahita dapat dikelompokkan menjadi:
1. Tuna grahita ringan
2.Tuna grahita sedang
3.Tuna grahita kuat
e.
Tuna Laras
Secara garis besar anak tuna laras dapat diklasifikasikan sebagai
anak yang menglami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
dan yang mengalami gangguan emosi.
D. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MURID BERKELAINAN
Sebab
–sebab sebelum dilahirkan, pda saat dilahirkan dan setelah dilahirkan.
a.
Sebelum
dilahirkan
1.
Gangguan
Genetika
Gangguan genetika ada dua jenis yaitu: penyimpangan yang terjadi
pada gen dan penyimpangan yang terjadi pada kromosom.
2.
Infeksi Ibu
Hamil
Yang dapat menimbulkan kelainan pada infeksi ini yaitu infeksi oleh
TORCHES (Toxoplasmosis Robella Cytomegalovirus Herpes Virus dan Syphilis), dan
yang paling sering adalah infeksi oleh virus rubella.
Tembuni ((ari-ari) yang salah satu fungsinya adalah melindungi
janin terhadap infeksi tidak mempunyai perlindngan terhadap virus yang satu
ini.
1.
Usia Ibu Hamil
Usia ibu hamil diatas 35 tahun mempunyai resiko tinggi terhadap
kecacatan ini.
0 komentar:
Posting Komentar